Minggu, 06 Oktober 2013

Cintai diri sendiri

Kalo lo pikir cinta lo yang terbaik tapi hati lo masih kepikiran orang lain, lo yakin itu cinta lo.
Lo terus berusaha bahagia dengan pilihan lo, di balik rasa sakit yg lo rasa, dibalik orang yg gak bener bener cinta lo. Lo gak harus sakit untuk cinta seseorang, lo ga harus bertahan dengan seseorang yg hanya bisa nyakitin elo, mikirin dirinya sendiri, bahkan gak niat sedikitpun ngebantuin urusan lo.
Lo gak pantes idup ama orang egois, itu cuma nhebikin lo dan ngebentuk lo jadi pribadi yg egois juga nantinya. Kenapa lo gak urusin urusan lo dulu, kenapa lo terus mntingin urusan orang yang bahkan gak pernah perduli urusan lo.
Lo harus bijak sama hidup lo sendiri, lo pilih dia karena pengen hidup sama sama kan, bukan hidup untuk dia tapi hidup untuk lo berdua. Lo udah kaya pembokat tau gak sih, urusan lo semua lo tinggalin. Demi dia yang bahkan cuma basa basi busuk nanyain kabar urusan lo.
Harusnya lo sadar, sayangi diri lo sendiri. Sekarang lo bangkit, lo pergi, lo hidup untuk hidup lo sendiri.
Dunia sekali, cukup hidup dengan orang bodoh sekali, dan sakit dengan satu orang aja. Lo berhak bahagia. Bareng temen temen lo disana yg sekarang ngarep lo datang nemenin dia berbagi segala hal tentang lo, tentang temen lo.
Hidup itu luas. Lo harus merasa diri lo berharga, pergilah jalanin hidup lo. Pergi cari waktu lo.

Tentang

Aku bingung, harus apa, apa yang harus aku tuliskan, untuk siapa dan siapa yg harus aku tuliskan.

Sabtu, 05 Oktober 2013

Mencintai (dalam diam)

Kamu tau hal apa yang paling membuatmu sakit, adalah melihat orang yg kamu cintai malah mencintai orang lain.
Seperti ini misalnya.
Katrin, sebut saja nama yg kuperankan itu.
Ketika kamu mencintai seseorang, menyukainya melebihi rasa suka yg tidak biasa. Melihat seseorang yg kau suka di depan mata, dapat kamu rasa, dapat kamu sentuh, tapi kamu tak punya daya bahkan untuk berbicara kepadanya.
Seperti aku.
Dulu sebelum rasa ini tumbuh dengan suburnya, mengakar dan bahkan tidak bisa aku patahkan cabang cabangnya, aku menganggap dia sosok yg biasa sosok yang sama sekali tidak menyentuh hatiku.
Dia pendiam dan biasa saja, tanpa aku sadari kita mulai terbiasa dekat, melakukan segala hal tanpa batas, dalam ikatan persahabatan dari yg kurasakan. Entah aku tidak tau apa yang dia tafsirkan dari kedekatan ini karna aku menganggapnya hal biasa. Waktuku bersamanya ternyata tidak seperti yg aku harapkan.
Aku dan dia melakukan segala hal yg tidak kusadari dengan hatiku, aku biasa saja. Hal hal kecil yang akhirnya jadi kebiasaan. Aku memang sudah punya pacar saat itu, meskipun sedang long distance relationship, bukan lali duwe relationship. Maka dari itu aku menjaga diriku agar setiap lelaki yang dekat denganku cukup sebatas sahabat. Ya, aku memperlakukannya sebagai sahabat dengan sangat baik.
Setiap pagi , siang, malam, tidak ada yg ku lewati tanpa dia. Pagi pagi dengan jarak kos berbeda, aku sudah di jemput untuk kuliah. Siang sepulang kuliah sewaktu ngerjain tugas, dia nongol di sosmed dan berbagi apa saja yg menurutku hal gak penting pun dibicarakan. Malamnya masih sama harus smsan sampe aku tidur. Perhatiannya itu, yang aku rasain perhatian biasa. Kadang aku masih teringat, jika malam telah larut dan aku masih terjaga, masih berkomunikasi dengan dia lewat sms atau chatting, dia akan bilang "aku tidur duluan ya, soalnya kalo aku nggak ketiduran kamu pasti nggak bakal cepet tidur, tidur gih udah malem, besok sambung lagi kan bisa"
Hal kaya gitu aku anggap semua orang bisa mengatakannya padaku, tapi setelah tanpa dia aku sadar, saat itu memang cumn dia yang mengatakan itu.
Pernah suatu ketika dia mengirimkan emot titik dua bintang (:*) emot cium yang aku gak ngerti maksudnya apa tapi dia bilang, " oh itu salah pencet :p"  benarkah itu salah pencet? Dan aku membenarkannya.
Suatu hari aku belum makan, aku memang sering jalan dengan anak laki laki, aku hanya menganggapnya sebatas teman atau sahabat. Dia memaksaku makan, dan menemani aku makan tanpa rasa bete diwajahnya yg sebelumnya dia bilang." kamu udah makan belum?... (aku jawab belum) ... Eh kamu makan dulu yah, aku udah makan kok, gapapa aku temenin minum doang soalnya aku udah kenyang, kamu makan yah nanti sakit. Aku tungguin kok" dan kata kata itu, setelah dia gak ada, aku baru sadar, bahwa memang cuma dia yg mengatakan itu, seperhatian itu dan bodohnya aku menganggapnya hal biasa.
Ketika aku nggak tahu apa yg menyebabkan dia pergi, apa yang menyebabkan dia menjauh, aku benar benar merasa kehilangan, kehilangan orang yang selama ini ternyata menghujaniku dengan banyak perhatian. Dia mungkin tak pandai mengungkapkan dengan kata kata. Tapi aku yang bodoh untuk tidak peka atas perilakunya selama ini terhadapku.
Kemudian seseorang datang padaku dan memberitahuku segala hal yang membuatku tersadar.
Dia bilang : " kamu tahu, aku yang paling dekat dengan dia belakangan ini, semua hidupnya tentang kamu, aku buka hp nya semua isinya pesan pesan dari kamu, nggak ada perempuan lain, di sosmednya dia chatting cuma sama kamu, komen cuma sama kamu, dan setiap hari setiap ada tugas dengan teman teman dia selalu memasukkan kamu, kamu tidak luput dari alasan dia bahkan untuk sekedar ngopy tugas, atau jilid tugas, semua dia lakukan dengan kamu, dia nggak pernah bonceng cewek sebelumnya dia cuma berani antar jemput kamu doang padahal kos kalian gak searah, malam minggu yg lalu seseorang bilang kalian akan pergi berdua, apa kamu gak peka? Apa kamu anggap semua yg dia lakuin selama ini hal biasa?"
Aku cuma menjawab, aku menganggapnya sahabat, aku mungkin jahat karena nggak peka akan semua perhatiannya.
Dia lanjutkan bicaranya "ada sebagian laki laki yang pandai bicara dan merangkai kata kata untuk nunjukkin perasaannya, tapi ada sebagian lagi yg mengungkapkannya lewat perhatian yang tulus, kaya dia ke kamu, sayangnya kamu kurang peka."
Yah, dan aku menyesali segala waktu yang aku buang hanya untuk tidak menghargai perasaan dan perhatian orang lain. Aku nangis, aku menyesal, aku benar benar kehilangan aku sadar dan aku tau aku akhirnya jatuh cinta, dan aku tau aku salah aku tidak pantas jatuh cinta padanya setelah dia pergi ketika aku baru sadar dia sangat berarti.
Aku ingat suatu hari, dia memintaku menemaninya, jalan jalan malam minggu yang cuma orang pacaran aja lazim menjalaninya. Ketika aku meminta pulang karna waktu sudah mulai malam, dia menahanku halus dengan bicara "nanti yah, masih jam 10, .... (awan sudah mulai mendung, tapi dia bilang) nanti yah, kan belum hujan, kalo hujan asik" aku tak pernah tau apa maksudnya, dan malam itu aku dan dia pulang, di motornya, aku memeluknya erat, malam itu ... Mungkin dia merasakan pelukanku dibelakang tubuhnya yang wangi yg kini semu untukku. Aku ingat, bahwa malam panjang itu aku memeluknya untuk terakhir kali, aku merasakan tubuhku sangat dekat dengan hangat tubuhnya untuk terakhir kali. Andai aku punya satu waktu lagi tuhan, satu kesempatan lagi untuk benar benar memeluknya, aku akan memeluknya sangat erat dan menatap ke matanya, lalu aku akan bilang, aku menyesal, aku sayang sama kamu, dan setelah itu sudah cukup untukku hidup dengan tenang.

"Kini aku cuma bisa menikmatimu lewat mimpi, lewat lamunan, dan lewat ruang intermezzoku. Aku sering melihatmu, melihat kita yang dulu, waktu kamu menarik tempat dudukku dan menyilahkanku seperti putri, waktu kamu menaruh dagumu di bahuku di tempat dudukku dan menyaksikanku menulis, waktu kita bercengkrama dengan teman teman didepan pintu kelas dan aku mengacak acak rambutmu lalu kamu merapikannya dengan gaya sebal kamu, waktu kamu sering melontarkan lelucon lelucon lucu, waktu kamu memotongkan mangga buatku, waktu kamu menatapku didepan gerbang kos ku, waktu aku mencium wangimu, waktu aku melihatmu sakit, waktu kamu menemaniku ke atm, waktu kamu bilang kamu disini aja temenin aku, waktu semua waktuku habis hanya untuk bercengkrama denganmu. Aku rindu kamu, aku kehilangan kamu, aku masih punya hutang sama kamu, aku bahkan selalu memberi ucapan di hari ultahmu, aku akan selalu mencoba untuk mengungkapkan rasa minta maafku lewat apapun itu. Kamu mungkin sudah menemukan cintamu, menemukan hidupmu, aku juga ingin pergi dari semua rasa bersalah ini terhadapmu, antara jadi temanmu atau tidak mengenalmu sama sekali, asalkan kamu berikan satu kesempatan untukku bicara, beri kesempatan aku sekali saja buat peluk kamu erat sekali saja, dan bilang aku minta maaf dan aku sayang kamu. Setelah itu cukup, kita pergi ke jalan masing masing, aku akan rela setelah itu jika harus tidak mengenalmu sama sekali. Andaikan ada kesempatan itu aku takkan menyia nyiakannya. Semoga kamu mendengar ini, semoga kamu mengerti. Jangan membuatku terjebak dimasa lalu suatu saat nanti :') aku tau kamu orang baik, berbahagialah selalu kamu dan kehidupanmu, jika kesempatan itu tak pernah ada, maka katakanlah, aku memaafkanmu dan jadilah teman biasa untukku, jadilah kamu yg dulu, anggap saja semua tidak pernah terjadi. Aku akan menerimanya. Terimakasih ""