Kamis, 13 Juni 2013

Nuansa cinta kelas sebelah

Aku suka udara pagi, riuh riuh angin masih sangat segar dan oksigen bergumuk di sekitar tubuh dinginku. Suara kicau kicau burung terdengar masih sangat nyaring, merdu dan memekakan telinga yang sudah jenuh mendengarkan masalah masalah manusia - manusia panas yg tak pernah bersyukur.
Lantai 3, ruang A13 sudah barang tentu berdampingan dengab ruang A12. Langkahku lenyap di balkon lantai 3 depan ruang A13 tanpa merasakan aneh ketika melewati A12.
Sudah 3 bulan aku duduk membisu di kelas ini. Sepi didalam sekerumun orang yang sok pintar dan sok berwibawa.
Jenuh, pagi itu aku tetap di tempatku, balkon depan A13. Mataku melenggang jauh melintasi apa yg bisa ku lihat. Sekerling senyum ramah dari bibir si tampan yg sedang berjalan. Aku tidak pernah melihatnya walau sekali. Aku harus berbuat apa, siapa dia, aku hanya menatap tanpa membalas senyum.
Lepaslah jam jam penatku di kelas ini, dan aku beranjak pergi. Lewat pintu A12 yang terbuka, aku mencuri lirikan untuk sekedar ingin melihat wajah tampan pagi tadi.
Dapat !!! Aku melihatnya tampak biasa, sepperti mahasiswa lainnya, dia duduk, diam dan serius memerhatikan. Sesekali dia tertawa bersamaan orang orang disekitarnya. Biasa.
Pagi beikutnya selepas aku meninggalkan A13, mataku kembali berkeliaran ke A12 lewat 1 papan pintu yang terbuka. Aku mendapatinya lagi sedang berwibawa menyajikan presentasi, aku melihatnya kagum selama 3 detik, oh tidak .... Dia menatap kearahku sambil terus berbicara. Aku malu, aku menunduk, apa yang barusan aku lakukan, oh tuhan mata ini berzina dengan matanya.
Belum ada sedikitpun rasa ingin mengenalnya, bahkan aku tidak memiliki keinginan dan keberanian untuk mengenalnya. Aku hanya takut jika perkenalan itu terjadi akan ada pertemuan pertemuan berikutnya yg lebih menyakitkan. Aku jatuh cinta pada sorot matanya, pada wajah tampannya, pada bayang bayangnya yang belakangan
ini rutin menjenguk malam - malamku.
Jika memang kita tak bisa saling mengenal untuk saat ini, jangan pernah memaksa. Jika tuhan menghendaki, kita akan bertemu lagi.

Rabu, 12 Juni 2013

Sebentuk kisah lalu

Bukan kepergiannya yg ku tangisi, tidak pernah sama sekali. Tapi bisakah aku hidup dengan orang yang tak ku cintai? Andai saja dia disini yang menyanjungku, ah sudahlah, semua sudah tak mungkin, dia sudah pergi tanpa meninggalkan bayangannya sekalipun.
Jarak kita, pekalongan - surabaya, aku dan dia. Terlalu jauh aku dan dia walau untuk menautkan setangkai rindu. Aku bertahan bukan dengan dia yang ku cinta, tapi dengan seseorang yang mungkin tuhan mencatatnya ini takdirku, bersanding dengan orang yg mencintaiku samabseperti dia mencintaiku.
Dulu, aku sering berdoa untuk dia, semoga tuhan menuliskan namanya dalam takdirku. Kenyataannya tuhan memiliki kehendak lain. Seseorang yang tidak pernah aku cintai sedalam aku mencintainya, seseorang yang tidak sesempurna aku mencintainya.
Tuhan, aku memilih bahagia, dan aku selalu berdoa untuk itu. Tapi aku ingin bersama dia, mengapa kau menuliskan nama yang berbeda dengan nama yang aku biasa curhatkan.
Seseorang di sampingku ini, mencintaiku tanpa aku mencintanya. Dia disana yg aku cintai pun sama besar mencintaiku.
Maafkan aku, aku menjalani takdirku. Seseorang yg kini menepukan lengannya di bahuku, aku berjanji takkan pernaahh meninggalkannya sekalipun dia yg kucintai memaksaku berlari jauh. Aku berada dipilihan yg sama, tapi bersama seseorang ini, aku juga bisa mambahagiakan orang di sekitarku.
Dia, hanya sebentuk masa lalu yang menorehkan syahdu manis cintanya di masa lalu.