Untuk
cinta ini aku telah memberikan segalanya
Untuk
cinta ini aku habiskan semua tangisku
Untuk
cinta ini ku bohongi hatiku
Untuk
cinta ini aku hanya ingin kamu yang dulu
Semua
yang dulu nyata kini hanya jadi kiasan, aku dengan senyum palsuku dengan jeritan
hatiku selalu menerima cinta dan perlakuanmu yang bukan seperti keinginanku.
Benarkah itu kamu yang mencintaiku, tapi setahuku cintamu tak begitu. Sekarang
aku seperti tak melihat kamu, kamu sungguh bukan lagi kamu yang dulu.
Sampai
kapan aku menerimamu seperti ini, aku perhatian tapi kamu tidak, aku sakit hati
aku sedih aku senang, kamu sudah tidak mau tahu lagi tentang perasaanku. Kamu
sedih kamu membentak, kamu kecewa kamu marah – marah, kamu senang aku harus
senang, sementara kesenanganmu bukan kesenanganku.
Semenjak
kapan kamu berubah seperti ini? Tidak pernah lagi perduli padaku. Aku menangis
sepanjang malam, sepanjang minggu ini. Kenapa kamu begini, bosankah? Ataukah
ini memang sifat aslimu setelah bertahun – tahun aku dan kamu menjalani kisah
ini dengan sangat manis.
Tidak
pernah lagi ada assalamualaikum cinta dan waalaikumsalam sayang, tidak pernah
lagi ada selamat tidur sayang dan semoga mimpi indah sayang, tidak pernah ada
lagi selamat pagi bidadari surgaku dan selamat pagi pangeran tanpa mahkotaku,
tidak pernah ada lagi semua yang biasa kamu baitkan dengan manis ke telingaku.
Tidak
pernah ada lagi kecup manis kamu di ujung kepalaku, tidak pernah ada lagi
ciuman manis yang kamu daratkan di pipiku, tidak pernah ada lagi kecup nakal
kamu di bibirku, tidak pernah ada lagi balut hangat dekapanmu, bahkan tidak ada
lagi bahu yang senantiasa jadi tempat pelabuhan tangisku dulu.
Kemana
kamu yang dulu, aku merindukan kamu, merindukan kita yang semanis dulu.
Telingamu sudah tak lagi jadi pendengar keluh kesahku dan kamu pun tak
membutuhkan lagi telingaku untuk kamu perdengarkan ocehan lucumu yang membuatku
tertawa atau tentang perasaanmu yang selalu kau perdengarkan kepadaku.
Kamu
memilih menyendiri dan bercerita pada sebatang mild kesukaanmu. Kenapa aku bukan
lagi pelampiasan perasaanmu, kenapa kamu seperti menganggap aku tak pernah ada.
Apakah
kamu bosan? Apakah ada wanita lain yang kembali menjerat hatimu yang sudah aku
miliki? Apakah aku terlanjur semakin menua, tidak cantik lagi, tidak seksi
lagi, tidak bening lagi, sehingga kamu bosan bersamaku? Setiap pagi kita
bertemu, berpapasan, tapi kini tak pernah ada lagi dialog gombalmu yang awali
pagiku dengan semangat.
Cinta
tak selamanya indah, seperti aku yang harus selalu terus berusaha menerima
perubahan – perubahanmu, tanpa ingin kehilanganmu. Cinta memang bisa berakhir
kapanpun, begitupun dalam ikatan pernikahan. Tapi cinta juga bisa tumbuh
sewaktu – waktu walaupun cinta itu pernah kandas, seperti aku yakini bahwa
suatu hari nanti cintamu akan kembali, aku yakin kamu tidak akan pernah pergi
meninggalkan aku dengan status janda di ktp ku suatu saat nanti. Aku yakin kamu
akan kembali mencintai aku seperti masa – masa indah dulu, di awal pernikahan
kita, di masa – masa pacaran kita. :)
Suamiku,
jika aku tak baik untukmu, jika aku bukan isteri yang patuh padamu, jika kamu
begini karena aku bukan isteri yang tidak taat padamu, maka hukumlah aku dengan
hukuman yang pantas untukku. Tapi jika kamu seperti ini karena aku tak cantik
lagi, karena ada wanita lain yang menggodamu, maka sudah saatnya aku berhenti
patuh padamu, sudah saatnya aku pergi dari imam yang tak bisa membimbingku.
Tapi suamiku, aku percaya aku masih menjadi yang terbaik untukmu, bukankah aku masih selalu patuh padamu. Dan aku masih percaya engkau imam yang baik untuk dunia dan akhiratku, sampai saat ini dan sampai nanti maut memisahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar